Jumat, 10 Juni 2011

Cerita hati bunda :)

Surat yang ditulis Bunda, 4 Juli 2001.
"Assalamu'alaikum anakku..... sedang apa dirimu kini disaat jauh dari bunda? sudah makan nak?.. disini bunda rindu denganmu, bunda ingin memelukmu. tapi untuk saat ini, saat kamu sudah sebesar ini sulit untuk memelukmu, sulit untuk bercengkrama denganmu, sepertinya bunda sudah tergantikan dihatimu dengan kegiatanmu diluar sana. Kau anak pintar nak, sibuk disana-sini. Sibuk dengan kegiatanmu. Tapi ingat nak, bunda butuh kamu. Peluk bunda nak, katakan rindu pada bunda. Itu sudah cukup mengobati pilu dan rindu bunda. Dulu bunda kuat, bisa bekerja sendiri, bisa menopang semua sendiri. Tapi sekarang bunda lemah, tak berdaya, butuh topangan. hanya kamu nak yang bisa kuatkan bunda, menopang bunda.
Bunda tulis ini dengan sejuta kerinduan yang bunda miliki, dengan butir cinta yang tak pernah kamu lihat, dengan tangan yang keriput dan mengecil. Dengan rambut yang memutih.
Nak, bunda rindu kamu. bunda rindu masa kamu kecil, bermanja dengan bunda, tertawa dengan bunda. tapi... kini... perlahan kamu menghilang dari sisi bunda...
Kamu tau nak, setiap malam bunda melihatmu terlelap diranjangmu. Bunda mencium keningmu. Tapi kamu tidak terbangun, lelapnya tidurmu.

Nak, tulisan kecil ini bunda taruh di Al-Qur'an kesayangan bunda. Entah kapan kamu akan membacanya. Tapi bunda yakin suatu saat bunda akan mendapatkan balasan.

Bunda sayang adinda. Berharap dapat memeluk kamu lagi seperti berbelas tahun lalu."


Balasan Adinda untuk surat Bunda, 5 Juli tahun 2011.
"Wa'alaikumsalam bunda tersayang, dinda sedang merindukan bunda. Tadi adinda sudah makan bunda, makan ikan bakar dengan resep yang Bunda ajarkan berbelas tahun lalu. bunda masih ingat kah?
bunda, ada penyesalan didalam hati dinda. Penyeselan melakukan itu semua, tanpa memperdulikan bunda yang melahirkanku, bunda yang merawatku. bunda..... Adinda sangat mencintai bunda.
Surat bunda sudah rusak tak berbentuk, hanya terlihat samar tulisan indah bunda...
bunda, Adinda merindukan bunda. dinda menyesal, ketika bundah membutuhkanku, dinda selalu tidak bersama bunda. Ketika bunda merindukanku, dinda selalu tidak merasakan itu. Ketika bunda terbaring lemah, dinda lupa. Ketika bunda bersedih, hanya foto ayah yang jadi hiburan bunda, lalu dinda berperan apa dikehidupan bunda? Ya Allah...

Bunda, Dinda merindukan bunda..
Bunda, Dinda sayang bunda..
Bunda, Dinda menyesal..

Bunda, sekuat tenaga aku merindukan bunda dan berharap. Itu tidak akan mengembalikan Bunda.
Dinda menemukan surat Bunda, ketika Dinda sedang berkemas akan pergi untuk hidup bersama saudara yang lain. Dinda tidak sanggup hidup sendiri. Dan peyesalan itu takkan pernah hilang dihati Dinda.
10 Tahun kertas ini menjadi saksi kerinduan Bunda. dan air mata ini terus mengalir ketika membaca baris demi baris untaian rindu bunda. dan tangan ini bergetar. Seakan Bunda ada disampingku, menemaniku membaca Curahan Hati Bunda.

Semoga Bunda bahagia disana, Doa dari Dinda tidak akan pernah terputus untuk Bunda dan Ayah disana. Dinda sayang kalian."

Sudah bisa dipahami tulisan kecil diatas? Semoga bermanfaat untuk kita ^.^
jaga Bunda dan Ayah selagi dia ada disampingmu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Udah selesai bacanya? :)

Yuk, silahkan diclose dengan mengucapkan الحمد لله :)